Mengatasi Tinnitus berdasarkan Penyebabnya
Tinnitus adalah suara denging, gemrebeg, dengung, berdetak, berdesis, gemuruh yang terdengar tanpa adanya sumber suara.
Sering dipahami sebagai penyakit TELINGA DALAM (cochlea). Tinnitus karena masalah pada telinga dalam/ cochlea biasanya disebabkan karena suara bising atau suara keras, gangguan vaskuler ( penyakit metabolik DM, hipertenis, hipotensi, hipoglikemi dan hiperkholesterol)
Masalah saraf pusat (otak), masalah tulang belakang leher, masalah temporo mandibular (sendi rahang atas dan bawh), pun bisa sebagai penyebab tinnitus.
Sering dokter mengaku tidak berdaya mengatasi tinnitus. Ini pukulan berat pada pasien ketika dokter menyatakan harus terima nasib saja, alias bersahabat saja dengan denging, toh sudah tidak bisa di apa-apain.
Bahkan ternyata nyeri kronik, kecemasan kronik pun bisa mengakibatkan tinnitus yang patofisiologinya bisa dijelaskan. Di saat adanya aktivitas abnormal di saraf aferen somatosensori yang terus menerus, akan dapat menyebabkan peningkatan aktivitas di regio sentral limbic, parietal, and frontal. Kasus tinnitus akibat stress psikis, bahkan pengaruh psikis ini yang secara kronis bisa merusak area anterior cingulum, anterior insula, and amygdala.
Kesimpulannya : kurang tidur, beban pikiran, kecapekan, kurang makan atau kebanyakan makan dan segala jenis stress kronik atau stressor psikis berat bisa menjadi penyebab tinnitus.
Contoh stress kronik misal membuat disertasi/ skripsi bisa mengakibatkan constant worrying (cemas yang konstan), hal tersebut bisa juga menyebabkan tinnitus.
Contoh stressor berat mendadak semisal kehilangan seseorang yang disayangi/ masalah keluarga yang berat.
Belum terhitung penyakit-penyakit metabollik yan perlu diperiksa dulu secara laboratorium juga mendominasi penyebab tinnitus ini
Jadi beberapa kasus tinnitus sangat terkait dengan saraf pusat. Biasanya ditandai dengan pasien sulit mengenali suara dengingnya ini berasal dari telinga kanan atau kiri.
Apapun penyebab tinnitus pemeriksaan THT berupa pemeriksaan fisik telinga dengan endoscopy maupun pemeriksaan pendengaran tetap harus dilakukan.
Dokter THT, dokter syaraf maupun psikiater harus mampu menemukan duduk persoalan area mana yang kira kira terjadi kerusakan. Kalau kita menemukan duduk persoalan harapannya kita bisa mengatasi masalah tepat pada duduk persoalannya.
Bila persoalannya psikis maka harus diatasi secara psikis. Bila persoalannya Tensi, kadar gula dalam darah ataupun kholesterol bisa diatasi di masalah tersebut.
Kesembuhan diupayakan berdasarkan temuan dokter, apa yang menjadi penyebab, selesaikan penyebab, follow up keberhasilan pengobatan.
Yang menjatuhkan mental pasien bukan suara dengingnya, namun ketidak berdayaan dokter dalam mengatasinya.
Telinga denging karena kotor atau infeksi pada telinga luar dan telinga tengah, adalah hal yang mudah diatasi dr THT, jadi tidak terlalu kita bicarakan disini, walau itu juga sebagai penyebab tinnitus.