Rhinitis Allergy/ Pilek Alergi

Pilek Alergi 

Pendahuluan

Rinitis alergi adalah kondisi inflamasi pada mukosa hidung yang dipicu oleh paparan alergen pada individu yang sensitif. Kondisi ini memiliki hubungan erat dengan hipertrofi concha, yaitu pembesaran abnormal dari struktur benjolan di dalam rongga hidung. Pemahaman mendalam tentang hubungan ini sangat penting dalam manajemen efektif pasien Telinga, Hidung, dan Tenggorokan.

Gejala dan Diagnosis

Manifestasi Klinis

Gejala rinitis alergi meliputi:

  • Rhinorrhea (hidung berair)

  • Obstruksi nasal (hidung tersumbat)

  • Bersin-bersin

  • Pruritus nasal (gatal pada hidung)

  • Kongesti sinus (peradangan pada sinus)

  • Hiposmia (penurunan kemampuan penciuman)

Pada kasus yang parah, pasien mungkin mengalami:

  • Gangguan tidur

  • Kelelahan kronis

  • Penurunan kualitas hidup secara signifikan

Metode Diagnosis

  1. Anamnesis: Riwayat medis detail, termasuk pola gejala dan faktor pencetus.

  2. Pemeriksaan Fisik: Evaluasi mukosa hidung, concha, dan struktur anatomi lainnya.

  3. Tes Alergi:

    • Skin Prick Test: Metode cepat untuk mengidentifikasi alergen spesifik.

    • Serum IgE Spesifik: Pengukuran antibodi IgE terhadap alergen tertentu dalam darah.

  4. Nasal Endoskopi: Visualisasi langsung struktur internal hidung, termasuk hipertrofi concha.

  5. CT Scan Sinus: Untuk kasus kompleks atau suspek komplikasi sinusitis.

Tingkat Keparahan Rinitis Alergi

  1. Ringan:

    • Gejala tidak mengganggu aktivitas sehari-hari

    • Tidur normal

    • Tidak ada gangguan kerja atau sekolah

  2. Sedang:

    • Gejala mengganggu aktivitas sehari-hari

    • Gangguan tidur ringan

    • Sedikit mengganggu kerja atau sekolah

  3. Berat:

    • Gejala sangat mengganggu aktivitas sehari-hari

    • Gangguan tidur signifikan

    • Penurunan produktivitas kerja atau sekolah yang nyata

Alergen Utama dan Dampaknya

1. Tungau Debu Rumah (House Dust Mites)

Tungau debu rumah, terutama spesies Dermatophagoides pteronyssinus dan D. farinae, merupakan alergen indoor paling signifikan. Mereka berkembang biak dalam:

  • Kasur

  • Karpet

  • Furnitur berlapis kain

Protein dari tubuh dan feses tungau ini dapat memicu reaksi alergi yang intens.

2. Kulit Manusia dan Bulu Hewan

Dander, yang terdiri dari sel kulit mati dan protein sekresi kelenjar, dapat menjadi alergen potent. Sumber utama meliputi:

  • Kucing

  • Anjing

  • Serpihan kulit manusia

Manajemen dan Pencegahan

Protokol Pencegahan Alergen

  1. Kontrol Lingkungan:

    • Gunakan cover anti-tungau untuk kasur dan bantal, kasur tidak boleh kapuk

    • Ganti sprei seminggu 2 x

    • Gunakan vacuum cleaner dengan filter HEPA

    • Jaga kelembaban ruangan di bawah 50%, dengan penggunaan AC sekitar 25 derajat.

  2. Filtrasi Udara:

    • Pasang filter HEPA pada AC atau gunakan air purifier

    • Ganti filter secara teratur sesuai rekomendasi produsen

  3. Manajemen Hewan Peliharaan:

    • Batasi akses hewan ke kamar tidur

    • Mandikan hewan peliharaan secara teratur

    • Pertimbangkan penggunaan air purifier khusus untuk alergen hewan

  4. Terapi Farmakologis:

    • Antihistamin oral

    • Kortikosteroid intranasal

    • Antagonis reseptor leukotrien

  5. Imunoterapi Alergen Spesifik:

    • Sublingual atau subkutan

    • Efektif untuk kasus yang tidak responsif terhadap terapi konvensional

Manajemen Hipertrofi Concha

  1. Terapi Konservatif:

    • Dekongestan topikal (penggunaan jangka pendek)

  2. Prosedur Minimal Invasif:

    • Radiofrequency turbinate reduction/ concha reductie

    • Cryotherapy

  3. Pembedahan:

    • Turbinoplasty/ Conchoplasty

    • Partial turbinectomy (pada kasus yang sangat parah)

Kesimpulan

Manajemen rinitis alergi yang efektif membutuhkan pendekatan holistik, melibatkan kontrol lingkungan, terapi farmakologis, dan dalam beberapa kasus, intervensi bedah. Pemahaman mendalam tentang patofisiologi, termasuk hubungannya dengan hipertrofi turbinate nasal, sangat penting untuk perawatan optimal pasien THT.

Previous
Previous

Tinnitus pada penderita DM, Hipertensi atau Kholesterol

Next
Next

Penjelasan Tonsilitis Diphteriae