INFEKSI KUTU PENYEBAB KELAINAN KULIT
I. PENDAHULUAN
Kuliah ini akan membahas empat ektoparasit yang umum menginfestasi manusia dan menyebabkan berbagai manifestasi kulit: Pediculus humanus capitis (kutu kepala), Pediculus humanus corporis (kutu badan), Pthirus pubis (kutu kelamin), dan Cimex lectularius (kutu busuk). Pemahaman yang komprehensif tentang siklus hidup, mekanisme patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan infestasi parasit ini sangat penting bagi mahasiswa kedokteran.
I. Pediculus humanus capitis (Kutu Kepala)
Siklus Hidup: Kutu kepala memiliki siklus hidup yang terdiri dari telur (nit), nimfa, dan dewasa. Telur menempel kuat pada rambut.
Patogenesis: Gigitan kutu menyebabkan reaksi inflamasi lokal, ditandai dengan pruritus (gatal) yang intens. Garukan dapat menyebabkan infeksi sekunder.
Manifestasi Klinis: Pruritus pada kulit kepala, papula eritematosa, dan nit yang menempel pada rambut.
Diagnosis: Pemeriksaan visual rambut dan kulit kepala untuk menemukan kutu dan nit.
II. Pediculus humanus corporis (Kutu Badan)
Siklus Hidup: Mirip dengan kutu kepala, tetapi kutu badan lebih sering ditemukan di pakaian dan tempat tidur.
Patogenesis: Gigitan menyebabkan reaksi inflamasi dan pruritus. Reaksi alergi terhadap saliva kutu juga dapat terjadi.
Manifestasi Klinis: Pruritus yang intens, terutama pada area tubuh yang tertutup pakaian. Lesi papulo-eritematosa dan ekskoriasi sering ditemukan. Pada infestasi berat, dapat terjadi pigmentasi kulit (tanda biru-abu-abu).
Diagnosis: Pemeriksaan visual pakaian dan kulit untuk menemukan kutu.
III. Pthirus pubis (Kutu Kelamin)
Siklus Hidup: Kutu kelamin lebih kecil dan lebih gemuk dibandingkan kutu kepala dan badan. Mereka menempel pada rambut pubis dan bulu-bulu lainnya.
Patogenesis: Gigitan menyebabkan pruritus dan reaksi inflamasi.
Manifestasi Klinis: Pruritus pada area pubis, papula eritematosa, dan kutu yang terlihat pada rambut pubis. Pada beberapa kasus, dapat ditemukan macula berwarna biru-abu-abu (macula cerulea).
Diagnosis: Pemeriksaan visual rambut pubis.
IV. Cimex lectularius (Kutu Busuk)
Siklus Hidup: Kutu busuk adalah serangga nokturnal yang menghisap darah. Mereka bersembunyi di celah-celah tempat tidur dan furnitur pada siang hari.
Patogenesis: Gigitan kutu busuk menyebabkan reaksi inflamasi lokal dan pruritus. Reaksi alergi juga dapat terjadi.
Manifestasi Klinis: Papula eritematosa, seringkali dalam kelompok tiga atau lebih ("tanda sarapan, makan siang, dan makan malam"). Pruritus yang intens.
Diagnosis: Pemeriksaan visual tempat tidur dan furnitur untuk menemukan kutu busuk dan kotorannya.
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Phthiraptera
Subordo: Anoplura
Familia:
Pediculidae (Pediculus)
Pthiridae (Phthirus)
A. Pediculus humanus capitis (Kutu Kepala)
Morfologi Detail:
Dimensi:
Betina: 2.4-3.3 mm
Jantan: 2.1-2.6 mm
Karakteristik Anatomis:
Kepala:
Antena 5 segmen
Mata sederhana tanpa faset
Alat mulut tipe penusuk-penghisap
Toraks:
3 pasang kaki dengan cakar tarsal
Spirakel respiratori pada mesotoraks
Abdomen:
9 segmen
Betina memiliki gonopod bilateral
Jantan dengan aedeagus sklerotisasi
Siklus Hidup:
Telur (nits):
Panjang 0.8 mm
Menetas dalam 6-9 hari
Nimfa: 3 instar (9-12 hari)
Dewasa: hidup 30-35 hari
Total siklus: 15-21 hari
B. Pediculus humanus corporis (Kutu Badan)
Morfologi Detail:
Dimensi:
Betina: 2.8-3.6 mm
Jantan: 2.3-3.0 mm
Karakteristik Anatomis:
Perbedaan dengan P. h. capitis:
Ukuran tubuh lebih besar
Antena lebih panjang
Cakar tarsal lebih kuat
Segmentasi abdomen lebih jelas
Adaptasi Khusus:
Kemampuan mencengkeram serat pakaian
Toleransi suhu lebih tinggi
Kemampuan bertahan tanpa makan lebih lama (7-10 hari)
C. Phthirus pubis (Kutu Kemaluan)
IV. PATOGENESIS DAN MANIFESTASI KLINIS
A. Mekanisme Patogenesis
Trauma Mekanis:
Penetrasi probosis ke dermis
Injeksi saliva antikoagulan
Mikrohemorage lokal
Respons Imunologis:
Hipersensitivitas tipe I
Pembentukan papul eritematous
Sensitisasi progresif
B. Manifestasi Klinis Spesifik
Pediculosis Capitis:
Pruritus intensif di occipital
Ekskoriasi sekunder
Limfadenopati servical posterior
Impetiginisasi
Pediculosis Corporis:
Pruritus generalisata
Macula hiperpigmentasi
Post-inflammatory changes
Vagabond's disease
Phthiriasis Pubis:
Maculae ceruleae
Pruritus regional
Ekskoriasi pubis
Infeksi sekunder
V. KOMPLIKASI
Komplikasi Dermatologis:
Impetigo
Furunkulosis
Eczematization
Likenifikasi
Komplikasi Sistemik:
Demam parit (Trench fever)
Tifus epidemik
Demam kambuhan (Relapsing fever)
VI. DIAGNOSIS KUTU
A. Diagnosis Klinis
Anamnesis:
Riwayat gatal
Pola penyebaran
Faktor risiko
Pemeriksaan Fisik:
Identifikasi langsung parasit
Evaluasi lesi kulit
Pemeriksaan kelenjar getah bening
B. Diagnosis Laboratorium
Mikroskopis:
Identifikasi morfologi
Diferensiasi stadium
Viabilitas assessment
VII. TATALAKSANA
A. Farmakologis
Lini Pertama:
Permethrin 1%
Malathion 0.5%
Pyrethrin dengan piperonyl butoxide
Lini Kedua:
Ivermectin oral
Benzyl benzoat 25%
Spinosad 0.9%
B. Non-Farmakologis
Decontaminasi:
Pencucian suhu tinggi (>55°C)
Penyimpanan dalam plastik tertutup
Vacuum cleaning
VIII. PENCEGAHAN DAN KONTROL
Primer:
Edukasi higiene
Screening berkala
Isolasi kasus
Sekunder:
Pengobatan kontak
Dekontaminasi lingkungan
Follow-up berkala
D. CIMEX LECTULARIUS
Morfologi Detail:
Dimensi:
Betina: 1.8-2.0 mm
Jantan: 1.5-1.7 mm
Karakteristik Anatomis:
Kepala:
Antena pendek
Probosis retraktil
Toraks:
Kaki kedua dan ketiga dengan cakar besar
Modifikasi untuk mencengkeram rambut kasar
Abdomen:
Lebar dan pendek
6 pasang spirakel lateral
Morfologi Cimex lectularius (Kutu Busuk)
Karakteristik Umum
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hemiptera
Famili: Cimicidae
Genus: Cimex
Spesies: C. lectularius
Morfologi Dewasa
Ukuran dan Bentuk
Panjang: 4-7 mm
Lebar: 2.5-4.5 mm
Bentuk oval, tubuh pipih secara dorsoventral
Warna coklat kemerahan (lebih gelap setelah menghisap darah)
Karakteristik Kepala
Kepala kecil dan lebar
Mata majemuk yang menonjol
Antena bersegmen empat
Mulut penusuk-penghisap (probosis)
Rostrum seperti paruh terlipat di bawah kepala
Toraks
Tiga segmen: protoraks, mesotoraks, metatoraks
Pronotum lebar seperti sayap
Sayap tereduksi (bantalan hemelitral)
Tiga pasang kaki yang beradaptasi untuk merayap
Abdomen
Terdiri dari 11 segmen
Sangat elastis untuk menyimpan darah
Segmentasi terlihat jelas
Terdapat dimorfisme seksual
Karakteristik Eksternal
Tubuh ditutupi rambut-rambut pendek keemasan
Tonjolan khas pada pronotum
Membran intersegmental yang terlihat
Tahap Nimfa
Instar Pertama
Ukuran: 1.5 mm
Transparan, putih kekuningan
Bintik mata terlihat
Instar Kedua hingga Kelima
Ukuran semakin besar
Warna berangsur menggelap
Perkembangan bantalan sayap
Struktur tubuh mirip dengan dewasa
III. Efek pada Kulit Manusia
A. Mekanisme Gigitan
Kutu busuk menusukkan proboscis ke dalam kulit
Menyuntikkan saliva yang mengandung:
Antikoagulan
Vasodilator
Anestesi lokal
Protein-protein antigenik
B. Manifestasi Klinis
Reaksi Kulit Primer:
Lesi makulopapular eritematosa
Ukuran 2-5 mm
Bentuk wheals (bentol) dengan titik hemoragik sentral
Pola linear atau berkelompok ("breakfast, lunch, and dinner" sign)
Pruritus intensif
Reaksi Kulit Sekunder:
Ekskoriasi akibat garukan
Impetiginisasi
Urtikaria
Eczematization
Reaksi Sistemik (jarang):
Reaksi anafilaksis
Asma
Anemia (pada infestasi berat)
C. Diagnosis Banding
Dermatitis kontak
Gigitan serangga lain
Skabies
Folikulitis
Urtikaria
IV. Pencegahan
A. Pencegahan Primer
Pemeriksaan rutin tempat tidur dan furnitur:
Mencari tanda kutu busuk
Identifikasi kotoran kutu (bintik hitam)
Pemeriksaan celah dan lipatan
Proteksi Fisik:
Penggunaan cover matras anti kutu
Pemasangan jaring pada ventilasi
Perbaikan retakan dinding
Kebersihan Lingkungan:
Vacuuming rutin
Mencuci sprei dengan air panas (>60°C)
Menjaga kebersihan kamar
B. Pencegahan Sekunder
Saat Bepergian:
Pemeriksaan kamar hotel
Tidak meletakkan koper di lantai
Mencuci pakaian setelah perjalanan
Barang Bekas:
Pemeriksaan teliti furnitur bekas
Treatment panas atau pembekuan
Penggunaan insektisida bila perlu
A. Penanganan Gigitan
Terapi Simptomatik:
Antihistamin oral
Kortikosteroid topikal
Antibiotik (jika ada infeksi sekunder)
Kompres dingin untuk mengurangi pruritus
Perawatan Luka:
Membersihkan area gigitan
Menghindari garukan
Aplikasi lotion calamine
B. Eradikasi Kutu Busuk
Metode Non-Kimiawi:
Treatment panas (>50°C)
Pembekuan (-17°C)
Steam cleaning
Vacuum cleaning
Metode Kimiawi:
Pyrethroids
Carbamates
Growth regulators
Desiccants
Penanganan Profesional:
Konsultasi pest control
Treatment menyeluruh
Follow-up berkala
VI. Aspek Kesehatan Masyarakat
Edukasi:
Pengenalan tanda infestasi
Cara pencegahan
Pentingnya pelaporan
Surveilans:
Monitoring kejadian
Pemetaan area endemis
Sistem pelaporan
Kebijakan:
Regulasi penginapan
Standar penanganan
Program pemberantasan
SOAL BENAR-SALAH (20 Soal)
Pediculus humanus capitis memiliki ukuran tubuh lebih besar dibandingkan Pediculus humanus corporis.
Phthirus pubis dapat bertahan hidup lebih dari 24 jam tanpa menghisap darah manusia.
Maculae ceruleae merupakan tanda patognomonik infestasi Phthirus pubis.
Kutu kepala dapat menularkan virus HIV.
Siklus hidup kutu dari telur hingga dewasa membutuhkan waktu minimal 15 hari.
Permethrin 1% merupakan pengobatan lini pertama untuk semua jenis pediculosis.
Pediculus humanus corporis dapat menularkan tifus epidemik.
Telur kutu akan menetas dalam waktu 6-9 hari pada suhu optimal.
Phthirus pubis memiliki cakar yang lebih besar pada kaki kedua dan ketiga.
Kutu badan lebih sering ditemukan pada populasi dengan higiene buruk.
Ivermectin oral efektif untuk pengobatan pediculosis yang resisten.
Nimfa kutu mengalami 4 tahap instar sebelum menjadi dewasa.
Pediculus humanus capitis dapat hidup di alis dan bulu mata.
Infestasi kutu badan dapat menyebabkan vagabond's disease.
Kutu kemaluan dapat berpindah ke rambut kepala.
Semua spesies kutu memiliki mata majemuk (compound eyes).
Betina kutu dapat bertelur hingga 300 telur selama masa hidupnya.
Pencucian pakaian dengan air panas (>55°C) dapat membunuh kutu dan telurnya.
Phthirus pubis memiliki tubuh lebih lebar dibandingkan spesies Pediculus.
Kutu kepala dapat bertahan hidup di luar hospes selama 3 hari.
KUNCI JAWABAN:
Salah
Salah
Benar
Salah
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
Benar
Salah
Salah
Benar
Salah
Salah
Benar
Benar
Benar
Salah
PENJELASAN JAWABAN SALAH:
P. h. corporis justru lebih besar dari P. h. capitis
Phthirus pubis hanya bertahan 24 jam tanpa makan
Nimfa hanya mengalami 3 tahap instar
P. h. capitis hanya hidup di rambut kepala
Phthirus pubis umumnya terbatas pada area pubis dan sekitarnya
Kutu memiliki mata sederhana, bukan mata majemuk
Kutu kepala hanya bertahan 1-2 hari di luar hospes